SENYUM DAN KEWIBAWAAN
Kewibawaan melekat pada pribadi seseorang melalui teladan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Kewibawaan terbit dari dalam jiwa yang murni dan tidak dibuat-buat. Kewibawaan tidak pernah identik dengan keangkuhan, bahkan kewibawaan yang sesungguhnya sama sekali tidak memancarkan keangkuhan.
Maka kelirulah bila kita mangkaitkan kewibawaan dengan sikap mahal senyum! Karena yang bakal muncul malahan keangkuhan kita. Keangkuhan yang membangkitkan keengganan bahkan membangkitkan antipati.
Karena itu sangatlah memprihatinkan bila kita menjumpai seseorang yang selalu menganjurkan perdamaian, cinta kasih dan kebaikan dengan mensitir falsafah-falsafah suci, tetapi sudut bibirnya selalu tertarik kebawah. Dia menganjurkan damai, cinta kasih dan kebaikan, tetapi dia sendiri belum rela untuk memberikan lambang perdamaian, cinta kasih yang paling gampang yaitu senyum. Nah, silahkan Anda mengoreksi diri dalam hal senyum kewibawaan ini. Sudah cukupkah atau masih perlu di tambah?
Senyum adalah ciptaan Tuhan yang dititipkan kepada setiap manusia. Tugas kita sebagai manusia untuk mengembangkannya. Senyum merupakan sarana untuk berdialog dengan Tuhan disaat Anda bergembira dan berterimakasih. Seperti halnya tangis merupakan sarana penyesalan Anda. Jangan kita terjebak oleh keangkuhan peninggalan feodal yang mahal senyum.
Nah, bersiaplah untuk selalu tersenyum kepada Tuhan, kepada alam semesta, kepada sesama dan kepada diri sendiri sebagai tanda syukur, bahwa Anda masih dapat tersenyum.
...
BalasHapus