Suatu malam, di sebuah serambi masjid terlihat seorang paruh baya tersenyum simpul, sementara disampingnya seorang paruh baya lagi wajahnya cemberut. Terlihat si wajah cemberut berulang kali menanyakan sesuatu, namun lagi lagi si wajah tersenyum, membalas dengan senyuman. Inilah sebenarnya yang sedang mereka obrolkan antara si wajah tersenyum dengan si wajah cemberut.
kang, saya harus gimana ya ? menghadapi si Sastro kutu kupret itu. Sewaktu dia susah, saya bimbing dia dalam berbisnis, tiga tahun dengan ikhlas saya ajari dia. Eh, la kok ujung ujungnya dia rebut konsumen saya, apa nggak sontoloyo begitu celoteh si wajah cemberut.
Senin, 05 April 2010
Mengapa Harus Cemberut Kalau Senyum Lebih Menyenangkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar